Hypnosis = “Alat Kegelapan”?

Saya mengawalinya dengan menyalin sebuah kutipan dari Adi W. Gunawan :

“Banyak orang berpandangan kurang benar dan melakukan penghakiman terhadap hal yang sebenarnya tidak benar-benar mereka mengerti benar atau tidak benar, sehingga banyak orang terhindar dari kebenaran karena mendapat informasi yang tidak benar oleh orang yang merasa benar dan melakukan pembenaran padahal belum tentu benar.”

Informasi-informasi tentang hypnosis yang disebarkan oleh media belakangan ini sungguh membuat saya prihatin. Read more

Memahami Penyakit Psikosomatis

Baru-baru in saya mendapat klien, seorang pria, sebut saja Pak Rudi, yang mengeluh sakit kepala sebelah yang sudah berlangsung sekitar 6 bulan. Pak Rudi telah berobat ke dokter, telah melakukan cek darah lengkap, dan bahkan telah menjalani CT Scan dan MRI. Hasil pemeriksaan laboratorium menyatakan Pak Rudi sehat, sama sekali tidak ada masalah.

Tidak puas dengan hasil pemeriksaan lab dalam negeri, Pak Rudi memutuskan berobat ke negeri jiran dan kembali menjalani pemeriksaan menyeluruh. Hasilnya? Sama, Pak Rudi dinyatakan sepenuhnya sehat. Dokter tidak bisa menemukan apa yang menyebabkan sakit kepala Pak Rudi. Read more

Mental Block

Artikel ini saya tulis untuk menjawab banyak sekali pertanyaan yang diajukan kepada saya baik melalui email, sms, ataupun saat seminar. Ternyata masih banyak juga orang yang kurang jelas apa itu mental block, proses pembentukan, cara mengenali, dan yang lebih penting cara untuk mengatasi dan menghilangkan mental block.

 

Sebelum saya membahas apa itu mental block saya akan menjelaskan kembali proses pemrograman pikiran manusia.

Proses pemrograman pikiran sebenarnya telah terjadi sejak seorang anak masih di dalam kandungan ibunya, sejak ia berusia 3 bulan. Pada saat ini pikiran bawah sadar telah bekerja sempurna, merekam segala sesuatu yang dialami seorang anak dan ibunya. Semua peristiwa, pengalaman, suara, atau emosi masuk ke dan terekam dengan sangat kuat di pikiran bawah sadar dan menjadi program pikiran.

Saat kita lahir, kita lahir hanya dengan satu pikiran yaitu pikiran bawah sadar. Bekal lainnya adalah otak yang berfungsi sebagai hard disk yang merekam semua hal yang kita alami. Sejak lahir, dan sejalan dengan proses tumbuh kembang, kita mengalami pemrograman pikiran terus menerus, melalui interaksi kita dengan dunia di luar dan di dalam diri kita.

Pada anak kecil, yang memprogram pikirannya adalah terutama kedua orangtuanya, pengasuh, keluarga, lingkungan, guru, tv, dan siapa saja yang dekat dengan dirinya. Saat masih kecil pemrograman terjadi dengan sangat mudah karena pikiran anak belum bisa menolak informasi yang ia terima. Ketidakmampuan memfilter informasi ini disebabkan karena pada saat itu critical factor, atau faktor kritis, dari pikiran sadar belum terbentuk. Kalaupun sudah terbentuk critical factor masih lemah.

Pemrograman pikiran saat anak masih kecil terjadi melalui dua jalur utama yaitumelalui imprint danmisunderstanding. Definisi imprint adalah “a thought that has been registered at the subconscious level of the mind at a time of great emotion or stress, causing a change in behavior” atau imprint adalah apa yang terekam di pikiran bawah sadar saat terjadinya luapan emosi atau stress, mengakibatkan perubahan pada perilaku.

Misunderstanding adalah salah pengertian yang dialami seseorang saat memberikan makna kepada atau menarik simpulan dari suatu peristiwa atau pengalaman.

Baik imprint maupun misunderstanding, setelah terekam di pikiran bawah sadar, akan menjadi program pikiran yang selanjutnya mengendalikan hidup seseorang.

Satu hal yang perlu kita mengerti yaitu bahwa semua, saya ulangi… semua, program pikiran adalah baik. Program pikiran selalu bertujuan membahagiakan kita. Program pikiran diciptakan atau tercipta demi kebaikan kita berdasarkan level kesadaran dan kebijaksanaan kita saat itu.

Program pikiran menjadi mental block apabila bersifat menghambat kita dalam mencapai impian atau tujuan kita. Sebaliknya program pikiran akan menjadi stepping block, batu lompatan, bila bersifat mendukung kita

Anda jelas sekarang? Atau masih bingung?

Ok, saya kasih contoh ya biar lebih jelas.

Ini dari kasus klinis yang pernah saya tangani. Ada seorang wanita, sebut saja Rosa, cantik, ramah, cerdas, pintar cari uang, dan mandiri tapi sampai saat bertemu saya, usianya saat itu 35 tahun, masih jomblo alias single, belum dapat jodoh.

Rosa juga bingung mengapa ia sulit dapat jodoh. Ada banyak pria yang suka padanya. Namun setiap kali pacaran dan jika sudah masuk ke rencana untuk menikah, selalu muncul masalah sehingga hubungan mereka akhirnya putus.

Setelah dicari akar masalahnya, saya menemukan program pikiran, di pikiran bawah sadarnya, yang sangat baik namun justru bersifat menghambat dirinya untuk bisa dapat jodoh.

Apa itu?

Ternyata ayah Rosa meninggal saat ia masih kecil, usia 7 tahun. Sejak saat itu ibunya yang bekerja keras menghidupi keluarga mereka. Bahkan pernah sampai jatuh sakit dan hampir meninggal.

Nah, pas saat ibunya sakit keras,Rosa berdoa dan mohon kesembuhan untuk ibunya. Dan dalam doanya ia berjanji bahwa ia akan membalas semua pengorbanan ibunya, setelah ia dewasa kelak, dengan selalu menyayangi dan mendampingi ibunya.

Janji ini ternyata masuk ke pikiran bawah sadarnya dan menjadi program. Benar, sejak saat itu dan hingga ia dewasa Rosa adalah anak yang begitu sayang pada ibunya. Selama ini program pikirannya telah sangat membantu Rosa dalam menjalani hidupnya. Rosa bekerja keras, menjadi anak yang sangat mencintai ibunya. Dan ibunya juga begitu bersyukur dan bahagia karena mempunyai anak yang begitu menyayanginya. Nah, program yang sangat positif ini tiba-tiba berubah menjadi program yang menghambat (baca: mental block) saat Rosa ingin berkeluarga.

Program ini mensabotase setiap upaya Rosa untuk mendapat pasangan hidup. Saat saya berdialog dengan “bagian” (baca: program) yang tidak setuju bila Rosa menikah, saya mendapat jawaban yang jelas dan lugas. Ternyata “bagian” ini khawatir Rosa tidak bisa menepati janjinya, menyayangi dan mendampingi ibunya karena bila menikah, menurut pemikiran “bagian” ini, Rosa harus mengikuti suaminya dan meninggalkan ibunya sendiri. “Bagian” ini tidak setuju dengan hal ini.

Nah, anda jelas sekarang?

Saya beri satu contoh lagi biar lebih jelas.

Saya mendapat email dari seorang pembaca buku, sebut saja Bu Asri, yang mengeluh bahwa ia telah berusaha keras untuk menaikkan penghasilannya namun selalu gagal. Setelah membaca buku The Secret of Mindset dan mendengarkan CD Ego State Therapy ia menemukan program pikiran yang menghambat dirinya, khususnya di aspek finansial.

Ternyata dulu, saat akan menikah, ia mendapat wejangan dari ibunya, “Nak, ingat ya… nanti waktu menjadi seorang istri, cintai suamimu dengan tulus, baik di kala suka mapun duka, layani dengan sepenuh hati, tempatkan suami sebagai kepala rumah tangga, jaga perasaan dan harga diri suami, jangan melebihi suamimu…….”

Pembaca, wejangan (baca: program) ini tentu sangat baik. Namun menjadi masalah karena program ini justru menghambat upaya Bu Asri meningkatkan penghasilannya. Selidik punya selidik ternyata penghasilan Bu Asri saat ini sama dengan penghasilan suaminya. Makanya saat ia berusaha menaikkan income-nya selalu saja ada hambatan. Program ini yang menghambat dan tujuannya juga sangat “positif” yaitu agar Bu Asri bisa menjadi istri yang baik sesuai wejangan ibunya.

Bagaimana, jelas sekarang?

Suatu program, selama tidak bersifat menghambat diri kita maka jangan diotak-atik. Biarkan saja. Nggak usah bingung. Ada rekan yang, setelah membaca buku dan mengerti soal mental block, begitu giat mencari berbagai mental blocknya. Bahkan sampai mengeluh, “Pak, saya kok nggak menemukan mental block saya ya?”.

Lha, kalo memang nggak ada trus apa harus dipaksakan ada? Bukankah lebih baik bila waktu yang ada digunakan untuk belajar dan mengembangkan diri? Kekhawatiran karena tidak menemukan mental block justru bisa menjadi mental block baru.

Lalu, bagaimana sikap yang benar?

Ya, santai saja lah. Nggak usah aneh-aneh. Kita harus netral saja. Selama hidup kita happy, usaha lancar, semua berjalan seperti yang kita rencanakan dan harapkan maka nggak usah pusing soal mental block.

Mental block akan kita rasakan saat ada penolakan atau hambatan untuk mencapai suatu target yang lebih tinggi. Penolakan ini juga timbul saat kita ingin berubah.

Ini saya kutip email yang baru saya terima dari seorang pembaca buku saya:

“Saya ingin lebih memahami dan  membaca buku-buku anda. Saya beli The Secret of Mindset. Saat baca ada aja perasaan yang membuat saya malas, ngantuk dsb. Padahal saya sungguh ingin membaca buku TSOM. Bagaimana solusinya?”

Perasaan malas, mengantuk, dan berbagai perasaan lain yang menghambat upaya untuk berubah ini adalah ulah nakal dari mental block kita. Nah, ini saatnya kita perlu menemukan dan mengenali mental block ini. Setelah ditemukan… ya dibereskan. Gitu aja kok repot.

Intinya, jika anda telah menetapkan target yang lebih tinggi, dari apa yang telah anda capai saat ini, dan anda merasa ada yang tidak enak di hati anda maka ini indikasi adanya mental block.

Atau jika anda mengalami kegagalan yang beruntun atau yang mempunyai pola kegagalan yang sama, maka ini indikasi sabotase diri alias mental block.

Mental block ini ada juga yang baik. Misalnya anda telah berkeluarga. Dan ada kesempatan untuk selingkuh namun anda tidak mau. Alasannya bisa macam-macam. Bisa takut dosa, takut masuk neraka, takut malu, takut ketahuan, bisa karena anda tidak ingin melukai hati pasangan anda, atau anda setia pada janji pernikahan anda, atau alasan apapun. Yang pasti, ada satu program pikiran yang menghambat anda melakukan sesuatu. Mental block ini tentunya perlu dipertahankan.

So… bersikaplah netral… jadilah orang yang Non Block. Artinya anda tidak neko-neko atau aneh-aneh. Cari mental block sesuai kebutuhan. Kalo sedikit-sedikit cari mental block … sedikit-sedikit cari mental block…  maka saya khawatir anda akan menghabiskan waktu, tenaga, pikiran, dan resource yang anda miliki untuk sesuatu yang tidak produktif. Kalo seperti ini…anda masuk kategori Go Block.

Sumber : Adi W. Gunawan

Scientific EEG Hypnotherapy

Saat menulis artikel ini saya sedang seorang diri, di kamar hotel di kota Camarillo, California, mencatat dan merenungkan apa yang saya pelajari dari salah satu pakar hipnoterapi terkemuka Amerika. Pelatihan ini berlangsung dua hari dan merupakan workshop private, one-on-one, di mana  saya belajar langsung dengan pakar EEG Hypnotherapy terbaik dunia, Tom Silver.

 

Minggu lalu, selama sembilan hari non stop saya belajar langsung, juga secara private one-on-one, dengan satu-satunya pakar Mind Mirror, Anna Wise, di Berkeley. Sebagian “oleh-oleh” hasil belajar dengan Anna Wise sudah saya tulis di artikel sebelumnya “Bertanya Kepada Keheningan”. Read more

Bertanya Pada Keheningan

Judul artikel ini terkesan “aneh”, bukan? Mengapa bertanya pada keheningan dan bukan kepada seseorang? Apakah keheningan bisa memberikan jawaban? Kalau bisa dari mana jawaban itu muncul?

Pembaca, keheningan yang saya maksudkan di sini bukan keheningan malam saat kita semua pulas dalam tidur atau keheningan di puncak gunung saat kita hanya seorang diri menatap langit malam penuh bintang. Keheningan ini juga bukan saat berhentinya aktifitas kehidupan. Keheningan yang saya maksudkan adalah keheningan atau ketenangan pikiran yang penuh hingar bingar.

Untuk lebih memahami apa yang saya tulis di atas maka ijinkan saya untuk menjelaskan sekilas mengenai kesadaran (consciousness). Untuk bisa memahami kesadaran maka ada dua hal yang perlu kita ketahui. Pertama adalah kondisi kesadaran (state of consciousness) dan muatan kesadaran (content of consciousness).

Kondisi kesadaran ditentukan oleh pola gelombang otak seseorang pada satu waktu tertentu. Kondisi ini dinamis dan bisa berubah setiap saat. Sedangkan muatan kesadaran adalah isi atau buah pikir (thought) yang muncul bersamaan  atau pada suatu keadaan kesadaran tertentu.

Dengan bantuan teknologi EEG yang telah dimodifikasi untuk kebutuhan khusus maka kini kita bisa melihat secara real time kondisi kesadaran seseorang dengan mengamati komposisi gelombang otak yang terdiri dari gelombang beta, alfa, theta, dan delta.

Beta adalah gelombang otak yang paling banyak ditemukan saat seseorang dalam kondisi sadar. Beta juga dikenal dengan gelombang pikiran sadar. Beta dihasilkan oleh aktifitas berpikir. Kisaran frekuensinya antara 12 – 15 Hz. Ada lagi yang disebut dengan High Beta yang lebih tinggi frekuensinya. Beta yang sangat tinggi berhubungan dengan kecemasan atau perasaan panik. Orang yang menjalani hidup dominan dengan gelombang beta, khususnya beta yang tinggi, akan dipenuhi dengan perasaan cemas, takut, dan tidak mampu memfokuskan pikirannya.

Alfa adalah gelombang otak saat kita rileks, melamun, atau berfantasi. Frekuensi alfa berkisar antara 8 – 12 Hz dan berfungsi sebagai jembatan penghubung antara pikiran sadar dan pikiran bawah sadar/nirsadar. Alfa sangat penting karena membuat kita mampu menyadari apa yang sedang terjadi dengan diri kita saat dalam kondisi meditasi yang sangat dalam ataupun saat kita bermimpi.

Theta adalah gelombang otak yang dihasilkan oleh pikiran bawah sadar. Theta muncul saat kita bermimpi dan pada fase REM (rapid eye movement). Pikiran bawah sadar mempunyai banyak fungsi, antara lain sebagai tempat menyimpan memori, emosi, persepsi, kepribadian, intuisi, dan masih banyak lagi. Muatan pikiran bawah sadar ini hanya bisa diakses bila kita mempunyai kombinasi dan porsi yang tepat dari frekuensi lainnya. Jadi, jika hanya theta saja yang aktif dan tidak ada alfa atau beta maka informasi dari pikiran bawah sadar tidak bisa diakses dan dimengerti.

Theta juga merupakan frekuensi yang menentukan level kedalaman meditasi atau khusyuk seseorang. Melalui gelombang theta kita menciptakan dan mengalami hubungan spiritual yang paling kuat, paling dalam, dan berkesan.

Delta adalah gelombang yang paling lambat dan rendah frekuensinya dan merupakan pikiran nirsadar (unconscious). Pada orang tertentu gelombang delta mereka sangat aktif walaupun mereka dalam kondisi bangun/sadar dan bertindak sebagai radar yang selalu melakukan scanning. Kemampuan ini yang mendasari intuisi, empati, dan insting kita. Melalui delta kita bisa mengetahui kesejatian diri.

Delta banyak dijumpai pada orang yang bekerja di bidang yang berhubungan dengan terapi, misalnya psikiater, psikolog, dokter, atau siapa saja yang biasa memberikan bantuan pada orang lain dalam hal yang berhubungan dengan masalah mental, psikologi, atau emosi. Satu hal yang sangat menarik dari delta yaitu gelombang ini merupakan gerbang untuk mengakses collective unconscious (nirsadar kolektif).

Singkat kata begini. Beta memberikan kerangka konspetual dan gambaran melalui kata-kata yang menentukan secara tepat pemahaman suatu situasi melalui proses berpikir. Alfa memberikan input sensori dan memberikan gambar pada muatan yang berasal dari pikiran bawah sadar dan atau nirsadar. Theta adalah gelombang pikiran bawah sadar, menyediakan informasi “orang dalam” atau kebijaksanaan. Informasi yang berasal dari theta dialami seperti gambar yang kabur, gelap, kelam, dan buram. Pada saat alfa dan theta aktif bersamaan maka informasi ini akan dimengerti secara mendalam dan dengan gambar yang jelas. Delta memberikan input yang bersifat instingtif dan intuitif yang dipercaya berasal dari Kecerdasan Universal atau Kecerdasan Koletif.

Lalu apa hubungan penjelasan saya yang panjang lebar mengenai gelombang otak dan judul artikel ini?

Begini ya, banyak orang berusaha mendapatkan jawaban dari masalah mereka dengan mencari di luar diri mereka. Sebenarnya tanpa mereka sadari atau ketahui jauh di dalam pikiran mereka ada “kesadaran” yang mampu memberikan jawaban yang mereka cari.

Untuk bisa mengakses “kesadaran” ini maka kita perlu mengerti pola gelombang otak. Umumnya orang mencari jawaban dengan berpikir keras. Ini kurang baik atau kurang tepat karena hanya akan mengaktifkan pikiran sadar atau gelombang beta.

Yang perlu kita lakukan adalah dengan memikirkan masalah kita dan selanjutnya membiarkan pertanyaan yang berhubungan dengan masalah kita turun dan masuk ke pikiran bawah sadar atau nirsadar.

Untuk bisa melakukan ini maka kita perlu menenangkan atau mendiamkan pikiran sadar kita. Saat kita masuk ke kondisi hening yang pasrah maka pada saat itu jawaban yang kita cari akan muncul dari pikiran bawah sadar/nirsadar dan naik ke pikiran sadar. Dan tiba-tiba kita akan berkata, “Aha…saya tahu jawabannya”. Inilah proses yang terjadi atau dialami seseorang yang mendapat jawaban saat berdoa atau sholat tahajud.

Proses jawabannya seperti ini. Pertama, pikiran nirsadar akan memberikan intuisi atau pemahaman yang bersifat nirsadar. Kita tahu bahwa ada jawaban untuk masalah kita. Tapi kita tidak tahu apa jawabannya.

Selanjutnya dari pikiran nirsadar (delta) informasi naik ke pikiran bawah sadar (theta) yang memberikan kita kesadaran atau pemahaman yang mendalam.

Dari pikiran bawah sadar (theta) informasi ini naik ke jembatan atau gerbang pikiran bawah sadar yaitu alfa. Di sini informasi ini dibungkus dengan gambar atau sensasi tertentu sehingga dapat dialami atau dirasakan.

Dari alfa informasi yang telah mengambil bentuk tertentu naik ke pikiran sadar atau beta. Beta menambahkan pemahaman, penjelasan, interpretasi, dan kata-kata. Dan kita akhirnya tahu apa jawaban yang kita dapatkan. Kita bisa mengolah dan mengingat jawaban ini dengan pikiran sadar kita.

Anda jelas sekarang? Kita mengatur pola gelombang otak untuk bisa masuk ke kondisi kesadaran (state of consciousness) dengan tujuan mengakses muatan kesadaran (content of consciousness) tertentu.

Untuk bisa melakukan proses ini dengan mudah maka seseorang perlu bisa menghasilkan empat jenis gelombang otak, beta-alfa-theta-delta, secara bersamaan dengan komposisi yang tepat.

Lalu bagaimana caranya?

Ada teknik khusus yang bisa kita lakukan untuk melatih diri. Pertama kita bisa mengurangi atau menambah gelombang beta. Selanjutnya bila alfa kita kurang banyak maka kita bisa melatih untuk menghasilkan alfa yang lebih banyak. Demikian juga dengan theta dan delta. Jadi kita bisa melatih satu gelombang pada satu waktu tertentu. Dan setelah itu menggabungkannya sesuai kebutuhan.

Pola di mana keempat gelombang otak hadir bersamaan dan dalam komposisi yang tepat disebut dengan The Awakened Mind atau Pikiran Yang Terbangun. Pola ini sebenarnya adalah pola gelombang otak saat seseorang dalam kondisi meditasi atau khusyuk namun ada beta untuk memproses informasi yang mereka dapatkan dari pikiran bawah sadar dan nirsadar mereka. Dengan kata lain informasi dari “luar” bisa lancar masuk ke “dalam” dan demikian sebaliknya.

Jadi, sesungguhnya bila kita mengerti cara bertanya kepada keheningan maka kita bisa mendapatkan jawaban yang luar biasa. Bayangkan, kita bisa mendapat jawaban baik dari pikiran bawah sadar (conscious mind) maupun dari pikiran nirsadar (unconscious mind) yang mampu mengakses data dari collective unconscious.

Inilah yang dimaksdukan oleh seorang bijak di jaman dahulu saat ia berkata, “You do nothing you achieve everything”

 

Sumber : Adi W. Gunawan

Forensic Hypnosis and Memory

Forensic hypnosis adalah salah satu cabang ilmu hipnosis yang fokus pada penggalian data/memori (memory retrieval) di pikiran bawah sadar subjek. Forensic hypnosis digunakan dalam penyidikan untuk membantu saksi mata mengingat kembali kejadian dan memberikan gambaran mengenai pelaku atau orang yang dicurigai sebagai pelaku. Tidak semua upaya mengingat kembali suatu kejadian membutuhkan bantuan forensic hypnosis. Forensic hypnosis digunakan apabila semua upaya standar telah dilakukan dan saksi (korban) tetap tidak mampu mengingat kejadian, karena terjadi blocking yang mengakibatkan (selective) amnesia. Read more

Apakah Dalam Hypnosis Pikiran 100% Dikendalikan Oleh Terapis?

Sungguh menyedihkan menonton acara yang disajikan salah satu televisi swasta nasional yang bertemakan hypnosis. Tayangan tersebut lebih mengutamakan sisi hiburan dibandingkan dengan sisi edukatif. Di samping itu, salah satu program hypnosis tersebut, bisa dibilang kurang tepat kalau tidak mau dibilang ngawur. Alhasil masyarakat mendapat informasi yang salah tentang hypnosis itu sendiri. Orang mengira bila dihipnosis maka semua rahasia mereka bisa terbongkar. Pada akhirnya, masyarakat menjadi takut dengan hipnosis, karena hipnosis terkesan merupakan praktek untuk mengendalikan atau menguasai orang lain, dan juga seringkali dikonotasikan dengan ‘tindak kejahatan hipnotis’. Sesungguhnya, dalam kenyataannya banyak sekali manfaat positif yang bisa kita dapatkan dari aplikasi ilmu hipnosis. Read more

Sejarah Hipnosis

Sejarah Hipnosis

adalah catatan tentang perkembangan konsep, keyakinan, dan praktik yang berkaitan dengan fenomena Trance, Hipnosis dan Hipnoterapi dari zaman prasejarah sampai zaman modern. Karena hipnosis adalah fenomena alamiah manusia, maka sejarah hipnosis juga berumur setua manusia. Pemanfaatan Fenomena hipnosis untuk pengobatan sudah tercatat sejak ribuan tahun yang lalu, meskipun istilah hipnosis baru pertama kali diperkenalkan oleh James Braid pada tahun 1842. Braid mengadopsi istilah hipnotisme sebagai suatu kondisi pikiran (state of mind) subject dan bukan teknik yang diaplikasikan oleh operator, untuk membedakan pendekatan Braid (yang unik dan berpusat kepada subjek/klien) dengan para Mesmerist yang berpusat kepada operator. Read more

Kasus – Kasus yang bisa ditangani oleh Hypnotherapy

DEWASA

  • trauma / luka batin
  • stress
  • frustrasi
  • depresi
  • sulit fokus / konsentrasi
  • migraine
  • insomnia
  • tidak / kurang percaya diri
  • fobia
  • trauma/luka batin
  • tidak percaya diri
  • kesulitan diet
  • obesitas
  • takut sukses
  • takut gagal
  • kecemasan
  • emosi labil
  • mudah marah / meledak
  • mudah panik
  • panick attact
  • takut berbicara di depan umum
  • gagap/kesulitan bicara
  • konflik diri (inner conflict)
  • pencapaian prestasi hidup rendah
  • menemukan benda yang hilang
  • perilaku obsessive/compulsive
  • motivasi/empowerment
  • berhenti merokok
  • suka menunda
  • kebiasaan buruk
  • tics
  • weight management
  • stress management
  • anger management
  • pain management
  • perasaan bersalah
  • kesedihan mendalam
  • penyesalan mendalam
  • kecemasan tinggi hingga mengakibatkan halusinasi
  • sex problem (disfungsi ereksi, ejakulasi dini, homosex, lesbian, bisex, vaginismus)
  • psychogenic infertility (mandul)
  • mengatasi mental block penghambat sukses
  • berbagai penyakit psikosomatis
  • dan semua masalah yang disebabkan oleh pikiran atau emosi

ANAK / REMAJA

  • konflik diri (inner conflict)
  • pencapaian prestasi hidup rendah
  • menemukan benda yang hilang
  • perilaku obsessive/compulsive
  • motivasi/empowerment
  • berhenti merokok
  • suka menunda
  • kebiasaan buruk
  • tics
  • weight management
  • stress management
  • anger management
  • pain management
  • perasaan bersalah
  • kesedihan mendalam
  • penyesalan mendalam
  • kecemasan tinggi hingga mengakibatkan halusinasi
  • sex problem (disfungsi ereksi, ejakulasi dini, homosex, lesbian, bisex, vaginismus)
  • psychogenic infertility (mandul)
  • mengatasi mental block penghambat sukses
  • berbagai penyakit psikosomatis
  • dan semua masalah yang disebabkan oleh pikiran atau emosi.
  • sulit bergaul
  • sulit mengungkapkan pendapat
  • agar lebih menghormati orang lain
  • agar berani mengungkapkan pendapat
  • bersikap positif
  • perilaku di sekolah
  • perilaku di rumah
  • berhenti berbuat curang
  • mengatasi ketidakpatuhan
  • berhenti datang terlambat
  • berhenti bermain-main dengan makanan
  • mengatasi kebiasaan menunda
  • menjadi rileks
  • meningkatkan koordinasi tubuh
  • hubungan dengan figur otoritas
  • mengatasi perceraian orangtua
  • berbaur bersama teman-teman
  • mengatasi rasa malu karena orangtua
  • mengembangkan kemampuan bersosialisasi
  • meningkatkan nilai
  • membaca dengan lebih Baik
  • mengatasi kecemasan sebelum ujian
  • menulis dengan lebih baik
  • berhenti mengompol (enuresis)
  • mampu menetapkan tujuan
  • berhenti bergosip
  • menjaga penampilan
  • postur tubuh
  • meningkatkan harga diri
  • meningkatkan konsep diri
  • lebih disiplin
  • bersikap tegas dan asertif
  • menghargai penampilan fisik
  • menaikkan berat badan
  • menurunkan berat badan
  • agar mampu berbicara dengan lebih jelas
  • agar mampu berbicara dengan lebih perlahan
  • mengatasi berbicara dengan suara yang terlalu keras
  • berhenti memutar-mutar Rambut
  • berhenti menggigit kuku
  • berhenti menghisap ibu jari
  • dll

 

 

Prosedur Standard Terapi

Setelah mengetahui apa itu hipnoterapi, dalam artikel ini saya infokan tentang aturan standard hipnoterapi. Jadi, dalam menjalani sesi hipnoterapi, ada aturan – aturan standard yang harus diikuti. Berbeda dengan pemeo yang sering didengar (aturan dibuat untuk dilanggar), aturan dalam hipnoterapi ini ada demi kebaikan dan kesembuhan klien. Read more